Tataletak yang baik, suasana nyaman, adanya promo, cashback dan berbagai kemudahan lainnya membuat orang senang berbelanja di supermarket. Di balik nyamannya supermarket ternyata tempat ini dapat menghadirkan sensasi dan memanipulasi indra kita untuk berbelanja lebih banyak lho! Bagaimana caranya? Antrean di kasir sebuah supermarket, usai wabah virus corona, di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin 16/3. Foto REUTERS/Lim Huey Teng1. Meninggalkan troli di area parkirWarga memakai masker saat meninggalkan salah satu supermarket di Wellington, Selandia Baru. Foto Marty MELVILLE / AFP2. Meninggalkan antrean kasir secara tiba-tibaWarga antre berbelanja saat pemberlakuan pembatasan pengunjung supermarket di Tiptop, Depok, Jawa Barat, Senin 30/3/2020. Foto REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana3. Terlalu banyak membeli suatu produkWarga antre masuk untuk belanja ke supermarket di Hoenheim, Prancis. Foto REUTERS / Christian Hartmann4. Menghalangi lorong belanja dengan troliSuasana supermarket di Apartemen Green Pramuka, Jakarta Pusat, Senin 2/3. Foto Ema Fitriyani/kumparan5. Tidak mengikuti petunjuk khususIlustrasi Supermarket. Foto Pixabay Betapatidak, suka berbelanja hanya karena alasan supaya nge-trend terus maka itu adalah penyakit konsumerisme. Penyakit senang mengkonsumsi; membelanjakan uang terhadap barang atau jasa tetapi bukan karena alasan kebutuhan hanya karena ingin memuaskan keinginan. Wanita bisa saja menjadi 'gila' belanja kalau ia sudah terjangkit masalah ini. Yuk ngaku, siapa nih yang belum pernah belanja di pasar tradisional? Mungkin aja kamu termasuk salah satunya ya. Sekarang memang banyak orang yang lebih memilih untuk membeli sayur, buah, dan lain-lainnya di supermarket. Biasanya sih alasannya karena tempatnya lebih bersih dan transaksinya lebih praktis. Padahal banyak banget kelebihan berbelanja di pasar tradisional. Nih, beberapa alasan kenapa kamu sebaiknya mulai mencoba untuk berbelanja di pasar Harganya yang terjangkau membuat kamu bisa berhematUnsplash/Arturo RiveraWajar kan kalau harga barang-barang yang dijual di pasar tradisional itu lebih murah daripada supermarket yang tempatnya bagus itu. Dengan belanja di pasar tradisional kamu bisa berhemat. Jadi, lebih banyak uang yang bisa disisihkan untuk ditabung. Lumayan juga loh selisih Harganya seringkali masih bisa ditawar, tapi jangan sadis ya menawarnyaUnsplash/Stephanie LiaoUdah murah, masih bisa ditawar pula. Menguntungkan banget kan. Tapi kalau menawar yang wajar-wajar aja ya. Kasihan juga penjualnya kalau kamu terlalu banyak menawar. Bisa-bisa dia rugi tuh kalau semua pembeli seperti Barang-barang yang dijual biasanya masih freshUnsplash/Avel ChuklanovBaik buah, sayur, ikan, maupun daging yang dijual di pasar tradisional biasanya masih segar. Rasanya jadi ingin memasak berbagai macam menu. Kalau bahan yang diolah masih segar, rasa masakan pun jadi lebih nikmat. Baca Juga 7 Jajanan Pasar Paling Menggiurkan di Banten, Pernah Coba? 4. Bisa ikut membantu perekonomian petani lokalUnsplash/Alice YoungHasil pertanian yang dijual di pasar tradisional biasanya berasal dari petani lokal. Kalau hasil pertanian mereka laris terjual, maka perekonomian mereka pun semakin baik. Jangan sampai ya orang Indonesia gak ada yang mau jadi petani lagi karena hasil penjualannya gak Ada komunikasi yang baik antara penjual dan pembeliUnsplash/Aditya SethiaDi pasar tradisional, saat melakukan pembelian pasti ada pembicaraan antara penjual dan pembeli. Bagus banget tuh, bukan sekedar untuk tawar-menawar, tetapi juga bisa saling bertukan informasi. Misalnya, penjual mengatakan kalau brokoli sedang sulit dicari sehingga harganya mahal. Dari situ pembeli mendapatkan informasi tentang hasil Sambil belanja bisa sekalian membeli jajanan pasarUnsplash/Fikri RasyidAda donat kentang, kue lapis, klepon, dan jajan pasar lainnya yang biasa dijual di pasar tradisional. Khas banget sih ini. Kalau udah ke pasar tradisional rasanya ada yang kurang kalau gak sekalian beli jajanannya. Selain rasanya yang enak, kue tradisional itu juga gak banyak dijual di tempat juga kan belanja di pasar tradisional. Walaupun tempatnya gak sebersih supermarket, tapi ternyata banyak keuntungannya kalau ke sana. Awalnya mungkin agak risih ya melihat kondisi pasar tradisional. Namun, kamu harus bisa mulai mencoba. Sekali aja udah mencoba belanja di pasar tradisional, kamu bakalan kangen untuk ke sana lagi. Baca Juga Jangan Salah, 7 Buah di Pasaran Ini Ampuh Turunkan Kolesterol Tinggi IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Pelangganmilenial merupakan kelompok terbesar yang saat ini mendominasi kekuatan potensial belanja. Total ada lebih dari 600 milyar dollar uang yang beredar di seluruh dunia, berasal dari para pelanggan berusia kurang dari 35 tahun. Mereka adalah kaum milenial yang tidak boleh diabaikan oleh bisnis supermarket Anda. Meski mungkin Anda sudah menargetkan kalangan milenial sebagai target pasar

JAKARTA - Salah seorang warga Jakarta Selatan, Desi Risna 23 mengatakan, masih sering berbelanja di supermarket karena lebih praktis. Menurut mahasiswi Universitas Negeri Jakarta UNJ ini membeli kebutuhan bulanannya secara langsung mendatangi supermarket karena bisa lebih puas memilih produk-produk yang tersedia dengan beragam promosi."Kalau saya belanja bulanan buat di kosan belinya ke supermarket seperti Hypermart, Lotte, Tip Top, karena lebih puas saja bisa pilih-pilih yang ada promonya," ujar Desi saat ditemui Republika di Hypermart di Mal Pejaten Village, Jakarta Selatan, Selasa 15/1.Ia mengaku masih berbelanja kebutuhan sandang dan pangan langsung mengunjungi toko atau mal. Meski harus mengantre terlebih ketika akhir atau awal bulan, tetapi tak menyurutkan semangatnya untuk berbelanja. Menurut Desy, berbelanja secara langsung menjadi kegemaran tersendiri. Apalagi jika berbelanja kebutuhan sehari-hari yang tersedia di toko-toko yang masih dapat dijangkau olehnya. Ia mengatakan, hanya berbelanja melalui online ketika barang yang ingin dibelinya berada di luar kota. Menurutnya, berbelanja online tidak memberikan kepuasan karena tidak melihat secara langsung barang yang ingin dibeli."Kalau saya selama yang mau dibeli dekat saya datengin saja, seru kan kalau belanja bisa pilih-pilih. Kalau online kadang gambar sama kenyataannya itu beda ya," jelas senada juga diungkapkan, Risky 35, ia memang meluangkan waktu jika akan berbelanja. Menurut karyawan swasta di kawasan Jakarta Selatan ini, ia lebih merasa leluasa berbelanja secara offline dibandingkan online."Belanja kayak gini memang butuh waktu, tetapi saya puas. Sepatu, baju, kan harus dicoba dulu ya, cocok atau enggak, ukurannyan pas atau enggak," kata Chaeroni 23, karyawan di kawasan Gandaria City mengatakan, lebih menyukai berbelanja online karena beragam promosi yang ditawarkan market place dari gratis ongkos kirim hingga potongan harga. Untuk menghindari penipuan, ia hanya berbelanja online melalui market place tepercaya."Sebelum beli itu lihat dulu review pembeli. Market placenya juga yang kalau bayar itu engga masuk ke rekening penjual, tetapi ditahan dulu. Jadi kalau barang enggak sampai, aman, bisa balik lagi uangnya," kata perempuan yang membeli telepon genggamnya juga melalui ia tidak pernah membeli online dengan transaksi secara langsung kepada penjual. Apabila ia tertarik produk dari penjual di media sosial, Chaeroni akan menanyakan apakah penjual tersebut memiliki akun di market place atau sering membeli kebutuhan sehari-hari melalui online seperti skin care, pakaian, hijab, tas, maupun sepatu. Akan tetapi, jika seperti sampo atau sabun yang juga tersedia dijual di toko-toko ritel, ia lebih memilih membeli secara offline."Tergantung kebutuhan jadinya, kadang kita ingin beli tapi adanya di online doang. Kalau barang-barang sehari-hari ada di minimarket ya belinya offline," kata pantauan Republika di Hypermart Mal Pejaten Village Selasa 15/1 sore, sejumlah pengunjung tampak sedang berbelanja dengan membawa keranjang maupun trolley dorong. Dari anak muda hingga ibu rumah tangga yang membawa serta anaknya pembayaran di kasir terlihat tidak begitu mengantre. Sekitar lima kasir yang dapat melayani konsumen dengan tak lebih dari dua orang yang mengantre ini, PT Hero Supermarket Tbk menginformasikan penutupan 26 toko Hero. Sebanyak 532 karyawan harus terkena dampak dua tahun terakhir, sejumlah jaringan toko retail ditutup. PT Mitra Adi Perkasa MAPI menutup dan tidak memperpanjang gerai-gerai retail merek asing yang menjadi mitra mereka. Sementara, retail lokal semisal Matahari dan Ramayana juga menutup beberapa toko mereka.

LycVVA.
  • p45p2hemvc.pages.dev/229
  • p45p2hemvc.pages.dev/500
  • p45p2hemvc.pages.dev/337
  • p45p2hemvc.pages.dev/484
  • p45p2hemvc.pages.dev/562
  • p45p2hemvc.pages.dev/80
  • p45p2hemvc.pages.dev/581
  • p45p2hemvc.pages.dev/360
  • mengapa orang lebih senang berbelanja di supermarket